"Beri aku 1000 orang tua maka akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda maka akan kuguncangkan dunia."
Ir. Soekarno (Presiden I Negara Kesatuan Republik Indonesia)
-------
Inggris : Aku negara dengan pertahanan yang paling kuat!
Amerika : Aku negara Adidaya!
Jepang : Aku Macan Asia!
China : Aku negara yang paling banyak mengekspor barang! Hai, Indonesia! Kau bisa apa?
Amerika : Katanya Indonesia negara kaya, tapi kenapa negaraku lebih kaya dari kau?
Inggris : Katanya Indonesia negara luas dengan anak-anak bangsa yang kuat, tapi kenapa negaraku jauh lebih baik dari kau?
Jepang : Hai, Indonesia! Katanya kau punya banyak sumber daya manusia, tapi kenapa kau lebih memilih membiarkan mereka datang padaku untuk mengadu nasib? Kenapa tidak kau tingkatkan kemampuan mereka?
Malaysia : Hahahahaha! Indonesia, Indonesia, kau sudah merdeka sejak 68 tahun yang lalu, tapi mengapa kau tidak bisa memakmurkan bangsamu? Mengapa kau tak lestarikan budaya-budayamu? Apa aku harus mengklaim budayamu dulu baru kau sadar akan kehilangan kekayaan leluhur?
Indonesia terdiam, dia merenung. Sejenak dia tak mampu berkata-kata. Dia memikirkan perkataan-perkataan negara-negara itu. Ia menerawang dan berpikir, dimana Indonesia-ku? dimana jiwaku yang sesungguhnya?
68 tahun semenjak Ir. Soekarno mengumandangkan naskah proklamasi, sejak itu pula kita menyatakan kemerdekaan kita. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sudah tua sekali, kan?
Oke, lupakan nominal 68 tahun sejenak. Marilah kita berpikir sebagai jiwa-jiwa muda penerus bangsa. Mau dibawa kemana Indonesia kita kelak? pertanyaan seperti itu sudah pasti sering ditanyakan oleh guru-guru di sekolah, para tetua dan sesepuh, atau mungkin kita belum pernah ditanyai seperti itu? Entahlah. Aku sendiri juga belum tau apa jawabannya. Memang tidak ada kata 'pasti' untuk masa depan, tapi usaha memang sedikit bisa menggambarkannya.
Tapi, usaha apa yang sudah aku lakukan untuk Indonesia? Belajar yang rajin? Aku belum cukup rajin untuk menata dan memperkirakan masa depan. Mengharumkan nama Indonesia? Ah, jauh sekali.
Mungkin ada beberapa orang yang bilang bahwa menjalankan upacara secara khidmat itu sudah cukup untuk membalas ribuan syuhada' yang terdahulu. Namun apa balas jasa secara materiil? Nyata maksudnya, bukan sekedar perasaan dan rasa syukur.
Tapi dilain sisi, pantaskah mereka yang menggunjing nama tanah air Indonesia dibelakang tapi merayakan kemerdekaan? pantaskah mereka yang tidak pernah menghormati pahlawan juga ikut bersenang-senang di hari kemerdekaan? pantaskah mereka yang diam-diam menghancurkan Indonesia secara perlahan dengan kedok apapun juga bertumpah ruah penuh riang menyanyikan "Hari Merdeka"? Miris. Kesadaran cinta tanah air mulai semakin sulit untuk ditanamkan di generasi-generasi yang baru.
Cinta tanah air. Mungkin satu hal itu yang paling mudah untuk dilakukan para pemuda sekarang. Dari rasa cinta itu tumbuhlah rasa ingin 'memiliki' begara yang sangat kuat. Tak hanya memiliki, tapi juga merawat, melestarikan, membangun, memakmurkan, dan memeratakan hasil negara :)
Sedikit doa untuk Indonesia-ku:
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Yaa Allah, lindungilah Indonesiaku. Limpahkanlah rizky dan hidayahmu pada negara ini. Sejahterakanlah bangsa ini. Ratakanlah kebahagiaan bangsa ini. Jauhkanlah kami dari gangguan duniawi. Berkahilah kami, jiwa-jiwa penerus negeri ini. Berkahilah dan bukalah pintu hati para pemimpin-pemimpin kami. Jadikanlah pemimpin-pemimpin rakyat kami bersih dari korupsi, dan segala hal yang Engkau haramkan. Cerdaskanlah bangsa kami, agar kami bisa membawa dan mengharumkan nama Indonesia di dunia. Satukanlah bangsa kami, hilangkanlah perbedaan ego kami. Berikanlah bangsa kami kesanggupan, kekuatan, dan keyakinan untuk mengolah semua sumber daya alam kami. Hanya kepada-Mu lah kami meminta. Aamiin.
Indonesia kin mulai mengangkat kepalanya, tersenyum kecil seraya berkata lembut kepada negara-negara itu
Indonesia : Wahai teman-teman, aku memang belum bisa sekuat kau, Inggris. Aku juga belum bisa menjadi raja seperti Amerika. Aku juga belum bisa mengaumi Asia layaknya Jepang. Aku juga belum bisa mengekspor ratusan produk seperti kamu, China. Dan aku akui aku memang lengah dengan budaya yang aku miliki, terima kasih Malaysia, kau sudah mengingatkanku. Tapi iku punya satu hal yang kalian tidak punya, aku punya mereka. Generasi muda yang aku percaya, aku percaya mereka mencintaiku, aku percaya mereka punya kemauan dan keyakinan untuk merubahku, dan aku juga percaya mereka akan membuktikan itu pada kalian :)
Indonesia pun dengan bangga mengucapkan itu. Negara-negara itu pun juga terdiam, namun tidak pada kenyataanya. Mereka tidak akan pernah diam.
Jangan hanya bisa mengkritik kinerja pemerintah, tapi bantulah mereka! Tidak semua wakil rakyat itu hanya bisa korupsi dan tidak semua wakil rakyat membuktikan janji manis mereka untuk melindungi rakyat. Tapi, cobalah mengerti dan memahami, taruhlah posisimu pada posisi wakil rakyat, apa yang akan engkau lakukan? Simpan jawabanmu untuk dirimu sendiri dan buktikan. Kita buktikan sama-sama nanti :)
pertanyaan kecil: bagaimana jika kau berikan kepercayaan kepada seseorang tapi orang itu menyia-nyiakan kepercayaan itu?
Jawabannya mungkin sama dengan jawaban Indonesia kepada kita jika kita tak bisa laksanakan kepercayaan-kepercayaan itu. Jadi apa selanjutnya? :)