Selasa, 01 Desember 2015






Sepi. Biasanya kau merengek minta disuapi.
Biasanya merintih menahan perih setiap kau bernapas.
Sedih rasanya sudah tidak ada yang menggangguku 
lagi dengan rintihan dan keluh kesahmu.
Hmm, tapi aku senang sekarang! Dengan banyak tetesan darah
di tangan dan wajahku, aku bisa membantumu pulang.

Jangan lupakan aku, ya! J
Saat adzan dikumandangkan, yang ini begitu menyayat hati. Di lubang petak sedalam dua meter. Aku tahu kau dengarkan itu seperti senandung senja kesukaanmu. Saat adzan dikumandangkan, kupaksa tarik simpul bibirku . Hari ini kuantar kau pulang ke rumah Tuhan. “Aku tunggu di surga, ya!” dengung suaramu dalam telingaku